KARANGASEM - Serangkaian Kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Pendanaan Kemdikbudristek 2023, Tim PKM Pengabdian Masyarakat (PM) Universitas Udayana yang beranggotakan Agustina, Shakira, Gung dewi, dan Aditya dengan dosen pembimbing Ners Sani melaksanakan program pengabdian masyarakat di SMAN 1 Bebandem.
SMAN 1 Bebandem merupakan salah satu sekolah menengah atas di Kabupaten Karangasem yang terletak dekat dengan pegunungan. Program PKM ini berlangsung selama 3 bulan yang diawali dengan kegiatan sosialisasi sekaligus pembukaan program pada Sabtu, 29 Juli 2023.
Dilihat dari makna kata “Teater Edu-Marriage”, Teater berarti sebuah cabang kesenian yang bergerak dibidang seni peran dimana dalam hal ini adalah proses pembuatan film yang melibatkan seni peran serta akting untuk menghidupkan sebuah cerita. Edu merupakan akronim dari edukasi yang bermakna pendidikan, pengajaran dan Marriage yang berarti pernikahan. Jadi, Teater Edu-Marriage adalah sebuah program edukatif yang berbentuk seni peran dengan tujuan memberikan pemahaman mengenai pernikahan khususnya pernikahan dini.
Program PKM ini mengambil tema “Mari Bersama Bergandengan Tangan Untuk Mencegah Pernikahan Dini pada Remaja”. Tema ini diangkat mengingat banyak terjadi angka kasus pernikahan dini terutama di Kabupaten Karangasem yang melibatkan remaja dengan kisaran usia sekolah SMP dan SMA. Hal tersebut perlu dicegah karena di usia tersebut fisik remaja terutama perempuan belum siap untuk menjalani kehamilan, selain itu juga psikis yang masih labil membuat pasangan remaja yang menikah dini belum siap dalam menghadapi konflik rumah tangga. Akibat adanya hal tersebut dan kurangnya edukasi mengenai bahaya pernikahan dini, maka dari Tim PKM mengajak seluruh pihak terutama SMAN 1 Bebandem bersama-sama berkolaborasi dalam mengedukasi siswa-siswi guna menurunkan angka kasus pernikahan dini pada remaja yang dapat memberikan berbagai dampak negatif apabila tidak dilakukan upaya penekanan angka kejadian kasus.
Pelaksanaan program ini dibuka secara resmi oleh Kepala SMAN 1 Bebandem, Bapak I Nengah Miyasa lalu dilanjutkan dengan pemberian materi sosialisasi pertama mengenai bahaya pernikahan dini oleh ketua tim program pelaksana PKM, Agustina Dewi. Selanjutnya materi pengenalan Program PKM oleh Shakira dan Gung dewi, serta materi terakhir yaitu editing video yang dibawakan oleh Aditya Perdana. Tujuan dari pemberian materi ini adalah sebagai bekal bagi peserta nantinya dalam membuat sebuah karya film edukasi sebagai praktik dari teori yang didapatkan dari kegiatan sosialisasi ini. Kegiatan ini sekaligus sebagai bentuk pemberdayaan dari tim untuk membantu menggali potensi serta minat peserta mengenai edukasi pernikahan dini yang akan dikemas dalam bentuk seni peran atau teater.
Peserta yang terlibat dalam program ini adalah sebanyak 50 orang dengan rincian 46 orang siswa dan 4 orang guru pendamping yang nantinya mereka akan dibagi menjadi empat kelompok dan akan didampingi oleh seorang guru fasilitator utama serta 1 orang fasilitator pendukung yang berasal dari Tim PKM. Setelah dibagi dalam kelompok, peserta akan diminta untuk membuat sebuah proyek film edukasi mengenai bahaya pernikahan dini dengan konsep sekreatif kelompok, dan tentunya akan didampingi oleh guru sebagai evaluator dalam peserta berproses untuk pembuatan film edukasi.
Selain dari kegiatan pemberdayaan, Tim PKM juga melakukan kegiatan pelatihan kepada peserta untuk dapat memaksimalkan dalam proses pembuatan film serta peran tokoh terlibat didalamnya, meliputi fasilitator dan peserta. Khusus untuk fasilitator utama yaitu guru, dari tim memberikan sebuah forum pelatihan khusus fasilitator dengan nama Training For Facilitator (TFF) dengan tujuan memberikan pemahaman mengenai peran dan tugas fasilitator dalam kelompok sehingga dapat membina peserta dengan baik nantinya. Selanjutnya ada forum Follow Up (pendampingan) kelompok yang dilaksanakan selama satu bulan dengan total 4 kali pertemuan secara daring yang menyesuaikan dengan waktu luang dari peserta.
Kegiatan follow up ini bertujuan untuk memberikan pendampingan serta memonitoring kemajuan kelompok dalam pembuatan film edukasi dan berdiskusi bersama fasilitator terkait kendala yang dihadapi selama pembuatan film, atau membahas konsep film agar sesuai dengan tema yang ditetapkan, Pada forum ini fasilitator utama akan memberikan masukan, kritik, saran, dan evaluasi mengenai kemajuan kelompok dalam pembuatan film edukasi, sedangkan fasilitator pendukung hanya menyimak dan memandu jalannya diskusi.
Selanjutnya adalah evaluasi dan apresiasi dengan bentuk kegiatan penayangan dan menonton bersama film edukasi sebagai tahapan terakhir dari program ini, dimana setelah mengikuti rangkaian yang cukup panjang dari pembuatan film tiba saatnya untuk memberikan apresiasi serta evaluasi terkait luaran yang dihasilkan oleh setiap kelompok, yaitu film edukasi. Film edukasi ini akan ditayangkan serta dipresentasikan singkat oleh perwakilan kelompok pada Sabtu, 2 September 2023 secara luring di SMAN 1 Bebandem.
Melihat dari nama program ini yaitu teater maka layaknya seni teater, film karya seluruh kelompok akan ditayangkan dan ditonton bersama oleh seluruh peserta dan siswa siswi SMAN 1 Bebandem lainnya yang tidak terlibat dalam program ini dan berperan sebagai penonton. Tujuannya adalah selain dari sarana edukasi tapi juga dapat menjadi hiburan dan meningkatkan ikatan pertemanan antar siswa serta dapat menjadi wadah evaluasi dari karya kelompok lain agar nantinya dapat dijadikan masukan untuk menciptakan karya yang lebih baik kedepannya bagi masing-masing kelompok. Kegiatan ini sekaligus menjadi penutup pelaksanaan program yang dilaksanakan selama 3 bulan, terhitung dari bulan Juni akhir hingga September awal oleh Tim PKM di SMAN 1 Bebandem.
Kegiatan itu ditutup secara resmi oleh I Nengah Miyasa selaku Kepala SMAN 1 Bebandem. Diakhir sesi peserta juga diberikan apresiasi karena telah mengikuti program ini dari awal hingga akhir dengan sangat baik.
Seluruh peserta sangat antusias, aktif, dan responsif dalam mengikuti program ini. beberapa peserta memberikan kesan pesan mengenai kegiatan ini diantaranya;
“Melalui kegiatan ini kita dapat menambah keakraban dengan teman-teman dan mendapatkan ilmu baru mengenai pernikahan dini.” Ujar Adita sebagai salah satu peserta program. Selain itu dari salah satu fasilitator yaitu Bapak Adi Wiranatha menyebutkan bahwa beliau sangat terkesan dengan bakat-bakat yang muncul dari adanya program ini, dan semoga bakat tersebut dapat terus digali serta diasah oleh siswa-siswi. Beberapa peserta lainnya juga menyebutkan bahwa selama mengikuti program ini mereka banyak mendapatkan pengalaman, ilmu, dan juga mendapatkan teman baru. Ada juga kutipan dari salah satu peserta yaitu; “kejarlah cita citamu, jangan cintamu”. sebuah kutipan sederhana tapi mendalam dari siswi SMAN 1 Bebandem.
“Semoga dengan adanya program ini, dapat memberikan edukasi dan manfaat kepada siswa mengenai pernikahan dini, dan harapannya semoga peserta dapat menghindari melakukan pernikahan dini dan fokus meraih cita-cita mereka di masa remaja.” ujar Miyasa sebelum menutup kegiatan secara resmi. (Tim)
Baca juga:
Ozkan, sahabat dari Istanbul
|